Allah Pun Malu

Diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, Rasulullah SWAbersabda : 
Sesungguhnya Allah itu pemalu dan murah hati. Apabila ada seorang hamba mengangkat kedua tangannya dan memohon sesuatu kepadaNya, Allah malu untuk menolaknya sehingga dia pulang dengan tangan kosong dan sia-sia.
Mari kita renungkan dan membuat analogi. Andaikan kita termasuk orang berkecukupan lalu suatu saat kedatangan tamu datang dari jauh dengan susah payah, dalam kondisi susah payah, dalam kondisi perut lapar dan haus, lalu minta bantuan pada kita, pasti hati kita tidak tega untuk menolaknya. Terlebih jika kita tahu tamu tadi sangat baik pada kita. Kita pasti malu untuk membiarkan dia pergi dengan tangan kosong.
Begitulah kira-kira pesan terkandung dan hadist diatas. Bahwa Allah sungguh Maha Rahman dan Rahim, pasti mendengarkan dan mengabulkan permohonan hambaNya. Terlebih do’a itu dipanjatkan dalam bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan Allah sendiri menjanjikan pahala berlipat bagi hambaNya yang beribadah pada bulan itu.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
Setiap kebaikan itu dan sepuluh kelipatannya bahkan sampai tujuh ratus kelipatan, kecualu puasa. Susungguhnya puasa itu untuk-KU dan AKU (Allah) yang membalasnya
Hadist ini menegaskan dua hal. Pertama, betapa mulia dan tingganha derejat ibadah puasa ramadhan. Kedua, Allah akan melipatkan gandakan pahala kebajikan bagi hamba yang menjalankannya.
Jika kedua hadist diatas disatukan, maka kita akan menjadi semakin tersadar mengapa Rasulullah sangat bergembira dan bersyukur ketika Ramadhan datang. Pada bulan itu umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah, baik bersifat ritual-vertikal maupun ibadah sosial-horizontal. Keberkatan bulan Ramadhan bagi masyarakat muslim sangat kentara. Kehidupan keluarga dan relasi sosial terasa damai dan penuh aura spiritual. Dalam berbicara dan berperilaku lebih terkontrol dan terjaga. Dorongan ibadah juga meningkat.
Maka jangan lewatkan dimalam harinya untuk menegakkan shalat tarawih, memperbanyak pujian dan do’a pada Allah. Karena, Allah malu menolak permohonan hambaNya yang telah menahan lapar, haus dan mengendalikan hawa nafsunya demi perintahNya ketika datang menghadap kepadaNya.
Begitu banyaknya keutamaan bulan Ramadhan bagi mereka yang berpuasa, maka bulan Ramadhan memperoleh bermacam predikat. Misalnya bulan pembakaran dosa-dosa, bulan Al Qur’an, bulan sodaqoh, bulan ampunan dan sekian predikatnya lainnya.
Dari semua itu, satu hal yang mesti kita renungkan lebih dalam adalah bahwa bulan Ramadhan sebagai bulan suci. Bulan dimana didalamnya diturunkan Kitab Suci dari Allah yang maha Suci. Maka hanya mereka yang hati dan pikirannya suci bersih sajalah yang akan lebih terbuka peluang besarnya untuk  bertemu dengan keutamaan Ramadhan.
Dalam Surah Al waqi’ah (56:79) Allah SWT berfirman : “Al Qur’an itu hanya akan menyentuh dan merasuk pada mereka yang jiwanya telah tersucikan.”